Salah satu yang banyak dihindari orang adalah mengambil sebuah keputusan, terutama ketika sebuah keputusan tersebut menyangkut orang banyak, membuat diri kita merasa tidak nyaman (termasuk mengorbankan kepentingan pribadi) dan ketika keputusan itu menghasilkan konsekuensi - konsekuensi yang tidak diharapkan.Sebagai seorang pemimpin; entah peran kita sebagai pemimpin keluarga, organisasi, perusahaan, bisnis dan lainnya, keputusan yang kita ambil akan berdampak panjang terhadap orang - orang disekeliling kita, bagaimana oranglain akhirnya menilai kita dan kelangsungan sebuah visi. Ini menurut saya, dari pengalaman dan observasi, yang membuat seseorang bisa disebut seorang pemimpin.
Salah satu karakter utama yang harus dimiliki seluruh pemimpin adalah berani mengambil keputusan dan berani menanggung resiko atas keputusan yang sudah ia buat; apapun bentuk resikonya. Nah, banyak orang (rata - rata), lebih senang mendapat keuntungan daripada menanggung resiko. Kalau sebuah keputusan memiliki resiko besar yang harus ia tanggung, maka kebanyakan orang (rata - rata) akan lari dari resiko tersebut, atau mungkin lebih seringnya menghindar, membuat situasi menggantung sehingga orang - orang disekelilingnya akan membuat interpretasi sendiri. Kenapa? Salah satunya ya supaya tidak disalahkan (pernah melihat situasinya di sekitar kamu?). Karena itu, seorang pemimpin organisasi atau pemimpin bisnis atau apapun pemimpin yang Anda sebut, belum tentu benar - benar menjadi seorang pemimpin ketika ia lari dari tanggung jawab dan menghindar dalam membuat keputusan. Artinya, ya orang tersebut hanya pemimpin di atas kertas; memberikan ide - ide dan gagasan namun tidak aplikatif di lapangan.
Seorang pemimpin yang berani membuat keputusan juga tidak melulu seorang Dominan (berdasarkan teori kepribadian DISC), tetapi lebih kepada tempaan pengalaman dimasa lalu dan bagaimana ia kemudian berespon atas pengalaman tersebut; apakah ia kemudian berespon untuk menghadapi situasi tersebut atau lari dari situasi tersebut (dan lagi - lagi, apapun itu, selalu ada konsekuensi dibelakangnya). Dan seseorang yang memiliki jiwa pemimpin akan berani bertanggung jawab, mengambil keputusan strategis (termasuk ketika keputusan tersebut tidak menguntungkan diri atau keluarganya) dan menanggung resiko atas keputusan tersebut.
Maka bila salah satu karakter seorang pemimpin seperti yang disebutkan seperti di atas, saya menjadi sedikit ngeri untuk memberi label kepada diri saya bahwa saya adalah seorang pemimpin bagi organisasi saya, bagi keluarga saya ataupun dalam struktur organisasi. Jadilah saya berpikir:
- Apakah saya peka melihat kondisi disekeliling saya?
- Mampukah saya menilai situasi dan membuat keputusan dengan tepat dan strategis serta aplikatif?
- Apakah saya berani menantang diri saya untuk menanggung konsekuensi atas keputusan saya dan tidak menghindar dari segala konsekuensinya?
- Apakah saya berani mengorbankan kepentingan saya dan keluarga untuk kepentingan bersama dan orang - orang yang saya pimpin?
- Beranikah saya untuk tetap teguh dengan keputusan ketika ada orang - orang yang meragukan keputusan saya?
- Mampukah saya untuk setia terhadap keputusan yang saya buat dan tidak mengingkarinya?
- Dapatkah saya dengan tegas berkata - kata tanpa ada interpretasi absurd akibat perbedaan pemahaman atas suatu issue/masalah?
Rasanya ya. Saya belum benar - benar menjadi seorang pemimpin yang sesungguhnya. Dan... upss. Saya malu kalau ada oranglain yang menyebut saya sebagai seorang pemimpin.
Bagaimana dengan kamu?
"Catatan Maret 2017"

No comments:
Post a Comment